Info : 0857 1100 4404

16
Jul

REVOLUSI MENGHAFAL

Cukup sering saya mendapatkan “keluhan” para orang tua yang anak-anak mereka dimasukkan pesantren atau sekolah berembel-embel IT (Islam Terpadu) dengan program menghafalkan al-Qur’an. “Ustadz, anak saya sudah 2 tahun menghafal, tapi baru dapat 4 juz.” Bahkan ada yang hanya 3 atau 2 juz saja.  Ada juga yang sebaliknya, bukan mengeluh, melainkan membanggakan: “Ustadz, anak saya sudah punya celengan hafalan 6 juz.” Kemudian saya balik bertanya: “Berapa lama bisa menghafal 6 juz itu?” Ada yang menjawab 3 tahun selama sekolah SMP atau SMU, ada juga yang menjawab 6 tahun selama sekolah SMP dan SMU.

Kemudian, biasanya saya mengajak mereka berhitung. Kalau 6 juz dihafal selama 3 tahun, itu berarti dalam setahun rata-rata menghafal hanya 2 juz. Kalau begitu, berarti butuh waktu 15 tahun untuk bisa hafal al-Qur’an 30 juz. Itu pun kalau anak tidak putus asa, lalu memutuskan untuk angkat tangan, karena menganggap bahwa menghafalkan al-Qur’an itu super sulit. Kalau 15 tahun, berarti masih harus menunggu wahktu 12 tahun. Kalau anak menghafal saat SMP, berarti ia baru akan hafal al-Qur’an bersamaan atau setelah lulus program doktor, kalau dia sekolah terus. SMU 3 tahun, kuliah S1 4 tahun, S2 2 tahun, dan S3 3 tahun. Saya tegaskan bahwa itu nyaris tidak mungkin, dan saya belum pernah menemukan contohnya. Yang ada adalah menyerah.

Karena itu, harus ada revolusi menghafal. Menghafalkan al-Qur’an harus dilakukan dengan “sprint”, tidak cukup hanya dengan “marathon”. Dan untuk bisa melakukannya, ada beberapa prasyarat utama, di antaranya:

  1. Memahami bahasa Arab. Menghafal kalimat yang dipahami dan yang tidak dipahami, sangatlah berbeda. Apalagi dalam kalimat yang panjang dan banyak. Sekedar contoh, baca kalimat ini, lalu pejamkan mata, dan ulang. “Saya akan menghafalkan al-Qur’an di Rumah Tahfidh Monash Institute Semarang”. Bagaimana? Anda bisa langsung hafal kan? Setelah itu, baca ini, dan seperti tadi, ulangi: “Ibis redibis numquam peribis in armis.” Bagaimana? Tidak langsung hafal? Itu biasa.

Kalau Anda bisa langsung hafal, berarti Anda punya daya hafal yang sangat kuat. Maka perkuat keinginan untuk menghafalkan al-Qur’an. Mau yang bahasa Arab? Baca ini: “Faman kaanat hijratuhuu ilâ dunya yushiibuha aw imra’atin yankihuhaa, fihijratuhuu ilaa maa haajara ilayh”. Bisa mengulangi secara langsung? Bandingkan dengan menghafalkan yang ini: “Barang siapa berhijrah karena dunia yang ia bisa memperolehnya, atau perempuan yang akan ia nikahi, maka hijrahnya sesuai karenanya”. Bisa langsung hafal? Kemungkinan besar bisa. Data yang saya punya, menghafalkan kalimat yang tidak dipahami artinya, memerlukan usaha rata-rata 7 kali lipat. Padahal, untuk mempertahankan hafalan al-Qur’an, penghafal harus mengulang membaca (muraja’ah) setidaknya 6 juz per hari. Kalau mengulang 1 juz memerlukan waktu 30 menit, berarti perlu 3 jam setiap hari.

Bagi yang tidak hafal, perlu waktu 7 kali lipat. Berarti setiap hari perlu waktu 21 jam. Padahal sehari hanya 24 jam. Itulah sebab, banyak yang berusaha menghafal, karena tidak mengerti artinya, kemudian GAGAL. MENYERAH. TAK SANGGUP. Kata mereka. Hanya sedikit sekali yang sanggup menghafal dalam arti benar-benar hafal dengan bisa disimak dalam sekali duduk. Lebih dari 90% angkat koper, pulang dengan kelelahan.

  1. Mondok, atau temukan rumah tahfidh yang benar-benar telah terbukti melahirkan para penghafal al-Qur’an. Indikator hafal al-Qur’an harus jelas, yaitu: simaan tiada henti 30 juz (khataman), kecuali untuk menjalankan shalat. Biasanya dilakukan dengan penghafal memegang mic menggunakan pengeras suara, tanpa memegang teks, dan disimak oleh dua atau lebih yang duduk dengan jarak tidak kurang dari 1 meter. Jika tidak mampu melakukan itu, label penghafal al-Qur’an tentu tidak tepat. Yang tepat mungkin adalah “pernah menghafalkan al-Qur’an”. Dan mayoritasnya memang demikian. Jika diajak simaan, ngeles dengan berbagai alasan ini dan itu.

Dengan berada di pondok atau rumah tahfidh yang tepat, lingkungan yang kondusif, terutama bimbingan guru yang benar-benar andal akan bisa didapatkan. Jika paham bahasa Arab dan berada dalam lingkungan yang tepat, menghafalkan al-Qur’an dalam waktu 10 bulan, itu tidak sulit dilakukan. Kalkulasinya sederhana, yaitu: setiap hari menghafal minimal 2 halaman.

Mau menghafal? Saya tunggu di RUMAH TAHFIDH MONASH INSTITUTE SEMARANG. Bisa kontak saya di 081380746417 (Dr. Mohammad Nasih, Guru Utama di Rumah Perkaderan dan Tahfidh al-Qur’an MONASH INSTITUTE, SEMARANG. Web: monashinstitute.or.id.)

Leave a Reply